Rabu, 01 April 2009

Inflasi Maret 2009

Jakarta - Kenaikan harga emas perhiasan masih menjadi penyumbang inflasi Maret 2009 yang sebesar 0,22%. Pada bulan Maret 2009, kenaikan harga emas perhiasan menyumbang inflasi paling tinggi yaitu 0,06%.

Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Rusman Heriawan dalam jumpa pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/4/2009).

"Kita tahu sampai Maret kurs rupiah terus tinggi dan sehingga harga emas perhiasan terus naik," ujarnya.

Selain harga emas perhiasan, komoditas yang menyumbang inflasi adalah bawang merah menyumbang 0,03% karena suplai yang berkurang. Lalu gula pasir menyumbang inflasi 0,03% karena kenaikan harga gula di tingkat agen. Kemudian kontrak dan sewa rumah yang masing-masing menyumbang inflasi 0,03% dan 0,02%.

Cabe rawit menyumbang inflasi 0,02% karena pasokan yang berkurang, tarif rumah sakit juga menyumbang inflasi 0,02% karena meningkatnya biaya operasional.

"Namun ada juga barang yang menyumbang deflasi di Maret 2009, antara lain cabe merah menyumbang inflasi 0,05%, ikan segar 0,04%, beras 0,02%, daging ayam ras 0,02%, bahan bakar rumah tangga 0,02%," paparnya.

Rusman mengatakan kelompok bahan makanan pada Maret 2009 menyumbang deflasi dan situasi ini jarang terjadi. "Deflasi yang disumbang bahan makanan adalah 0,26%, ini menunjukkan pasokan bahan makanan mencukupi," pungkasnya.

BPS mencatat inflasi Maret 2009 sebesar 0,22%. Inflasi tahun kalender dari Januari-Maret 2009 tercatat sebesar 0,36%, sementara inflasi year on year atau Maret 2009 terhadap Maret 2008 mencapai 7,92%. 


Harga Grosir

BPS juga mencatat selama Februari 2009 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum naik 1,94 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada barang-barang Impor sebesar 3,98 persen, utamanya minyak bumi yang memberi andil sebesar 1,26 persen. IHPB Sektor Pertanian, Pertambangan & Penggalian, Industri,dan barang Ekspor masing-masing naik 1,43 persen; 0,50 persen; 0,78 persen; dan 3,58 persen.

Selama Februari 2009, komoditas yang harga grosirnya naik antara lain: kelapa sawit (12,95%), beras (2,8%); barang ekspor bijih tembaga (19,31%), gas alam cair (10,66%), dan minyak bumi (9,11%). Sedangkan yang IHPB-nya turun antara lain minyak diesel (-4,87%), solar industri (-3,52% ) dan timah ekspor (-4,44%).

IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi di Februari 2009 naik sebesar 0,16 persen terhadap bulan sebelumnya, terutama disebabkan kenaikan harga grosir aspal (1,93%), cat tembok (0,60%), dan kaca lembaran (0,23%). Namun yang mengalami penurunan harga grosir antara lain besi beton (-2,25%), asbes gelombang (-1,27%), dan kayu lapis (-0,50%).

Sumber : detikfinance.com